Kajian Kitab Safwah Al-Tafasir Karya Al-Sabuni Surat Al-Ma'arij | Seri 2

 Asbab al-Nuzul dan Tafsir Ayat 1 - 10

سبب النزول

عن ابن عباس أن النضر بن الحارث قال حين خوفهم رسول الله (ص) من عذاب الله [ اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء ] فأنزل الله [ سأل سائل بعذاب واقع للكافرين ليس له دافع ]

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ketika Nabi SAW memperingatkan kaum Quraisy akan siksa Allah, al-Nadhr bin al-Harits berkata: “Ya Allah, jika betul (al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit.” (Al-Anfal [8]: 32). Maka Allah menurunkan ayat: “Seseorang peminta telah meminta kedatangan ‘adzab yang bakal terjadi.”

التفسير

سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ (1)
[ سأل سائل بعذاب واقع ] أي دعا داع من كفار مكة لنفسه ولقومه ، بنزول عذاب واقع لا محالة ، قال المفسرون : السائل هو " النضر بن الحارث " من صناديد قريش وطواغيتها ، لما خوفهم رسول الله عذاب الله قال استهزاء [ اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء أو ائتنا بعذاب أليم ] فأهلكه الله يوم بدر ، ومات شر ميتة ، ونزلت الآية بذمه

Seseorang peminta telah meminta kedatangan ‘adzab yang bakal terjadi”; seseorang dari kafir Makkah meminta turunnya siksa yang pasti akan terjadi untuk dirinya dan kaumnya.

‘Ulama tafsir berkata: “Yang dimaksud peminta adalah al-Nadhar bin al-Harits, salah satu petinggi Quraisy dan penjahatnya. Ketika Nabi SAW menakut-nakuti mereka dengan siksa Allah, dia berkata dengan maksud menertawakan: “Ya Allah, jika betul (al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit” (Al-Anfal [8]: 32). 

Maka Allah membinasakannya pada perang Badar dan dia mati dengan cara mati paling buruk. Ayat ini turun mencela al-Nadhar.

لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2) مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ (3) تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (4) فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا (5) إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا (6) وَنَرَاهُ قَرِيبًا (7) يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ (8) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ (9) وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا (10) 

[ للكافرين ] أي دعا بهذا العذاب على الكافرين

“Untuk orang-orang kafir”; dia meminta siksa itu atas orang-orang kafir.

[ ليس له دافع ] أي لا راد له إذا أراد الله وقوعه ، وهو نازل بهم لا محالة ، سواء طلبوه أو لم يطلبوه ، وإذا نزل العذاب ، فلن يرفع أو يدفع

“Yang tidak seorang pun dapat menolaknya”; jika Allah menghendaki terjadinya siksa, maka tidak ada seorang pun yang menolaknya siksa yang pasti menimpa mereka, baik mereka memintanya atau tidak. Jika siksa turun, maka tidak bisa ditolak atau dihentikan.

[ من الله ذى المعارج ] أي هو صادر من الله العظيم الجليل ، صاحب المصاعد التى تصعد بها الملائكة ، وتنزل بأمره ووحيه ، ثم فصل ذلك بقوله

“(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik”; siksa itu berasal dari Allah, Pemilik tempat-tempat naik di mana para malaikat naik dan turun dengan perintah dan wahyu-Nya.

Kemudian Allah merinci hal itu dengan berfirman:

[ تعرج الملائكة والروح إليه ] أي تصعد الملائكة الأبرار وجبريل الأمين الذي خصه الله بالوحى إلى الله عز وجل 

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan”; turun para malaikat yang berbakti dan Jibril al-Amin yang diberi kekhususan oleh Allah dengan menurunkan wahyu menghadap-Nya.

[ في يوم كان مقداره خمسين ألف سنة ] أي في يوم طوله خمسون ألف سنة من سني الدنيا ، قال ابن عباس : هو يوم القيامة جعله الله على الكافرين مقدار خمسين ألف سنة ، ثم يدخلون النار للاستقرار قال المفسرون : والجمع بين هذه الآية وبين قوله تعالى في سورة السجدة [ في يوم كان مقداره ألف سنة ] أن القيامة مواقف ومواطن ، فيها خمسون موطنا ، كل موطن ألف سنة ، وأن هذه المدة الطويلة تخف على المؤمن ، حتى تكون أخف عليه من صلاة مكتوبة 

“Dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”; (pekerjaan) itu ditempuh dalam waktu lima puluh ribu tahun dengan perhitungan tahun dunia. Ibnu ‘Abbas berkata: “Yaitu hari kiamat. Allah menjadikannya bagi orang kafir kadar sama dengan lima puluh ribu tahun. Lalu mereka masuk ke neraka untuk tinggal diam di sana.” 

Ulama’ tafsir berkata: “Penggabungan (kompromi) antara ayat ini dan ayat “dalam sehari yang kadarnya (lamanya) seribu tahun”, (Al-Sajdah: 5) bahwa di hari kiamat itu ada beberapa pos pemberhentian. Jumlahnya lima puluh dan masing-masing pos selama seribu tahun. Masa yang demikian lama dirasakan ringan orang mukmin, sehingga lebih singkat daripada shalat fardhu.”

[ فاصبر صبرا جميلا ] آي فاصبر يا محمد على استهزاء قومك وأذاهم ، ولا تضجر ، فإن الله ناصرك عليهم ، وهذا تسلية له عليه الصلاة والسلام ، لأن استعجال العذاب إنما كان على وجه الاستهزاء برسول الله (ص) ، فأمره الله بالصبر ، قال القرطبي : والصبر الجميل هو الذي لا جزع فيه ، ولا شكوى لغير الله

“Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik”; maka bersabarlah kamu hai Muhammad atas penertawaan dan gangguan kaummu dan janganlah kamu bosan, sebab Allah penolongmu akan untuk mengalahkan mereka. Ayat ini untuk menghibur beliau, sebab meminta siksa disegerakan artinya menertawakan beliau. Karena itu, Allah menyuruh beliau untuk bersabar.

Al-Qurthubi berkata: “Sabar yang baik adalah sabar tanpa mengeluh dan mengadu/curhat kepada selain Allah.”

[ إنهم يرونه بعيدا ] أي إن هؤلاء المستهزئين يستبعدون العذاب ويعتقدون أنه غير نازل ، لإنكارهم للبعث والحساب

“Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil)”; orang-orang yang menertawakan dan berkeyakinan bahwa siksa tidak akan turun, sebab mereka mengingkari hari kebangkitan dan perhitungan amal.

[ ونراه قريبا ] أي ونحن نراه قريبا لأن كل ما هو آت قريب . . ثم أخبر تعالى عن هول العذاب وشدته وعن أهوال يوم القيامة ، فقال سبحانه

“Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)”; Kami memandangnya dekat, sebab segala yang pasti akan terjadi adalah sangat dekat.

Kemudian Allah menjelaskan prahara dan beratnya siksa di hari kiamat.

[ يوم تكون السماء كالمهل ] أي تكون السماء سائلة غير متماسكة ، كالرصاص المذاب ، قال ابن عباس : كدردى الزيت أي كعكر الزيت

“Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak”; langit meleleh tanpa henti bagaikan timah yang meleleh. Ibnu ‘Abbas berkata: “Bagaikan endapan minyak goreng.”

[ وتكون الجبال كالعهن ] أي وتكون الجبال متناثرة متطايرة ، كالصوف المنفوش إذا طيرته الريح ، قال القرطبي : العهن : الصوف الأحمر أو ذو الألوان ، شبه الجبال به في تلونها ألوانا ، وأول ما تتغير الجبال تصير رملا مهيلا ، ثم عهنا منفوشا ، ثم هباء منثورا . . هذه حال السماء والأرض في ذلك اليوم المفزع ، أما حال الخلائق فهى كما قال تعالى

“Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan)”; gunung-gunung bertebaran dan beterbangan bagaikan bulu yang diterbangkan angin. Al-Qurthubi berkata: “Yakni bulu merah atau bulu berwarna. Gunung diserupakan dengan bulu yang warna-warni. Pertama kali gunung berubah menjadi debu yang ditaburkan, lalu perak yang berwarna, lalu debu yang bertebaran.

”Demikianlah keadaan langit pada hari yang mengerikan itu. Sedangkan keadaan makhluk, adalah sebagaimana difirmankan Allah

[ ولا يسأل حميم حميما ] أي لا يسأل صديق صديقه ، ولا قريب قريبه عن شأنه ، لشغل كل إنسان بنفسه ، وذلك لشدة ما يحيط بهم ، من الهول والفزع

“Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya”; tidak ada teman bertanya kepada temannya dan tidak ada kerabat menanyakan kerabatnya, sebab masing-masing manusia sibuk mengurus dirinya sendiri. Hal itu disebabkan dahsyatnya prahara yang meliputi mereka. Wallahu A'lam


Abd Hamid Majid

Seorang Mahasiswa Universitas di Jawa Timur, Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post