Kajian Kitab Safwah Al-Tafasir Karya Al-Sabuni Surat Al-Ma'arij | Seri 1

Kajian Teks Surat Al-Ma'arij


 بين يدي السورة

سورة المعارج من السور المكية ، التي تعالج أصول العقيدة الإسلامية ، وقد تناولت الحديث عن القيامة وأهوالها ، والآخرة وما فيها من سعادة وشقاوة ، وراحة ونصب ، وعن أحوال المؤمنين والمجرمين ، في دار الجزاء والخلود ، والمحور الذي تدور عليه السورة الكريمة هو الحديث عن كفار مكة وإنكارهم للبعث والنشور ، واستهزاؤهم بدعوة الرسول (ص)

Surat al-Ma‘arij termasuk kelompok surat Makkiyyah yang menitik-beratkan kaidah-kaidah Islam. Surat ini berbicara mengenai hari kiamat dan praharanya dan akhirat yang diikuti fenomena kehidupan keberuntungan dan kecelakaan, kehidupan peristirahatan bahagia dan keletihan karena siksa.

Selain itu juga berbicara tentang keadaan orang mukmin dan orang yang durhaka di negeri pembalasan dan keabadian. Inti surat ini adalah berbicara mengenai kafir Makkah dan sikap keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan dan sikap menertawakan mereka terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW.

ابتدأت السورة الكريمة بالحديث عن طغيان أهل مكة ، وعن تمردهم على طاعة الرسول (ص) ، واستهزائهم بالإنذار والعذاب الذي خوفوا به ، وذكرت مثلا لطغيانهم بما طلبه بعض صناديدهم وهو " النضر بن الحارث " حين دعا أن ينزل الله عليه وعلى قومه العذاب العاجل ، ليستمتعوا به في الدنيا قبل الآخرة ، وذلك مكابرة في الجحود والعناد [ سأل سائل بعذاب واقع ، للكافرين ليس له دافع من الله ذي المعارج . . ] الآيات

Surat ini pertama kali diawali dengan pembicaraan mengenai kedurhakaan penduduk Makkah dan ketidaktaatan mereka terhadap Nabi SAW serta sikap mereka menertawakan peringatan siksa yang disampaikan kepada mereka. Surat ini memaparkan sebuah gambaran terhadap kedurhakaan mereka, berupa tuntutan pemimpin-pemimpin mereka, yaitu a-Nadhar bin al-Harits, ketika dia meminta agar Allah menurunkan siksa atas dirinya dan kaumnya. Dia ini merasakannya di dunia sebelum akhirat.

Hal itu dilakukan karena kesombongan dan sikap menentang serta melawan. “Seseorang peminta telah meminta kedatangan ‘adzab yang bakal terjadi untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.”

Baca Juga: Peristiwa Fathu Makkah: Tafsir Surah Al-Nashr ayat 1-3 dalam Kitab Safwah Al-Tafasir

ثم تناولت الحديث عن المجرمين في ذلك اليوم الفظيع الذي تتفطر فيه السموات ، وتتطاير فيه الجبال ، فتصير كالصوف الملون ألوانا غريبة [ يوم تكون السماء كالمهل " وتكون الجبال كالعهن ولا يسأل حميم حميما يبصرونهم يود المجرم لو يفتدي من عذاب يومئذ ببنيه وصاحبته وأخيه وفصيلته التى تئويه ومن في الأرض جميعا ثم ينجيه ]

Setelah itu, surat ini berbicara mengenai orang kafir pada hari yang menakutkan itu. Langit dan isinya berjatuhan dan gunung beterbangan bagaikan bulu berwarna aneh. “Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan), dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari ‘adzab hari itu dengan anak-anaknya. Dan istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.”

ثم استطردت السورة إلى ذكر طبيعة الإنسان ، فإنه يجزع عند الشدة ، ويبطر عند النعمة فيمنع حق الفقير والمسكين [ إن الإنسان خلق هلوعا إذا مسه الشر جزوعا وإذا مسه الخير منوعا ]

Lalu surat ini membicarakan tabiat dan watak dasar manusia, dia resah dan mengeluh ketika kesulitan menimpanya dan sombong ketika nikmat menghampirinya, bahkan tidak mau memberikan hak fakir miskin. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”

ثم تحدثت عن المؤمنين ، وما اتصفوا به من جلائل الصفات ، وفضائل الأخلاق ، وبينت ما أعد الله لهم من عظيم الأجر ، في جنات الخلد والنعيم [ إلا المصلين الذين هم على صلاتهم دائمون والذين في أموالهم حق معلوم للسائل والمحروم ] الايأت

Kemudian surat ini berbicara mengenai orang mukmin dan sifatnya yang agung, amal kebajikan dan akhlak utama mereka serta menjelaskan apa yang disediakan Allah untuk mereka di dalam surga abadi. “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).”

ثم تناولت الكفرة المستهزئين بالرسول ، الطامعين في دخول جنات النعيم [ فما للذين كفروا قبلك مهطعين عن اليمين وعن الشمال عزين أيطمع كل امرىء منهم أن يدخل جنة نعيم كلا إنا خلقناهم مما يعلمون ]

Setelah itu, surat al-Ma‘arij membicarakan sikap orang kafir yang menertawakan Nabi Muḥammad SAW., namun berharap masuk surga yang penuh dengan nikmat. “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu, dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok? Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan? Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).”

وختمت السورة الكريمة بالقسم الجليل برب العالمين ، على أن البعث والجزاء حق لا ريب فيه ، وعلى أن الله تعالى قادر على أن يخلق خيرا منهم [ فلا أقسم برب المشارق والمغارب إنا لقادرون على أن نبدل خيرا منهم وما نحن بمسبوقين . . ] إلى قوله تعالى [ خاشعة أبصارهم ترهقهم ذلة ذلك اليوم الذي كانوا يوعدون ] نهاية السورة الكريمة ، وهو ختم يناسب موضوع السورة ، في عقاب الكفرة المجرمين ، المكذبين بالبعث والنشور 

Surat ini ditutup dengan sumpah yang agung; demi Allah Tuhan semesta alam, bahwa hari kebangkitan dan pembalasan adalah nyata tanpa keraguan di dalamnya dan bahwa Allah Maha Kuasa untuk menciptakan orang yang lebih baik daripada mereka.

“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.” Wallahu A'lam

Abd Hamid Majid

Seorang Mahasiswa Universitas di Jawa Timur, Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post