Cinta dalam Diam
Tak perlu berucap dalam mencinta,..
Hanya dengan memandangnya dari kajauhan sudah bisa mengobati rindu yang melanda. Rasa rindu itu sirna begitu saja, ketika melihat senyum indah di wajah cantiknya merekah, bagai sebuah kuncup bunga yang mulai mekar disapa mentari. Bagai tetesan embun yang berubah menjadi titik pelangi ketika diterpa fajar.
Hari itu merupakan sebuah hari yang istimewa, seorang wanita berhijab abu-abu itu duduk bersama dan saling bertatapan tajam dengan seorang pria di sampingnya, entah mimpi apa semalam. Pada hari itu juga wanita berhijab abu-abu itu semakin dekat, sedekat kulit kebab dengan isinya.
"Mas, cinta itu timbul karena adanya kebiasaan loh. Sedangkan kita? Menyempatkan bertemu aja setahun sekali. Kenapa bisa cinta?" Sambil mengusap mata, Hafil seketika kaget melihat isi chat wanita berhijab abu-abu tersebut.
"Memang benar ada perkataan jawa Witing tresno jalaran soko kulino. Tapi, cinta datang secara tiba-tiba, tak diundang" jawab Hafil dengan setengah sadar bangun tidur.
2018..
3 tahun sebelumnya, entah sejak kapan Hafil mulai timbul rasa dan entah berapa tahun ia masih diam tak berani mengungkapkan. Ups,,, bukan tak berani, tapi itulah prinsip yang ia pegang "Cinta dalam diam".
Tetapi,,,
Firasat Hafil semakin lama semakin terbukti akan timbulnya rasa cinta di hati Lala. Sebelumnya, Hafil adalah seorang yang dingin, pendiam, cuek dan apalah yang sejenis dengan itu. Sebaliknya, Lala adalah seorang yang ceria, murah senyum, terbuka dan tentunya baik hati.
Mungkin sewaktu kecil Lala tidak mengingatnya, tetapi Hafil selalu mengingat momen-momen tersebut, karena baginya, waktu kecil banyak sekali moment yang tidak boleh terlupakan sampai saatnya ia berusia 17 tahun, yang katanya di usia tersebut mulai timbul sifat keremajaan yang selalu ingin bersenang-senang di kehidupannya.
Momen kecil yang tak terlupakan olehnya adalah ketika Lala selalu mengajaknya untuk bermain, yaa.. usia Lala hanya selang 2 tahun lebih muda. Hafil sebenarnya merasa risih dan malu ketika teman ceweknya ini mengajak main. "Yaa kali, masak cowok main sama cewek," gumamnya dalam hati.. Meskipun Hafil sangat cuek, tapi Lala tak menyerah untuk memecahkan sifas es batu yang dimiliki Hafil.
Singkatnya, tahun demi tahun dilewati. Meskipun jarak memisahkan, tetapi silaturrahimnya masih sambung. Entah itu sekedar menanyakan kabar lewat ponsel jadul (nokia) yang dimilikinya, atau sekedar bertemu halal bi halal di waktu hari raya, yaa itu menjadi agenda tetapnya.
Ada Apa dengan Kebab...??
Makanan itu menjadi saksi timbulnya benih cinta dihati pria itu pada Lala, seorang wanita berhijab abu-abu di sampingnya, apa yang dirasakan saat itu berbeda dari biasanya. Pria itu tak lain adalah Hafil, seorang Mahasiswa Jawa Timur yang menjadi kebanggaan keluarganya.
Hingga,,, 2019.
Hafil memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya pada Lala.
"Hai, apa kabar?" Sambil gugup Hafil memegang ponselnya.
"Alhamdulillah, baik mas... gimana kamu?" Jawab Lala seperti biasanya.
"Alhamdulillah baik,.." seketika Hilang semua daya ingat Hafil. Kejadian itu tidak terjadi satu, atau dua kali saja.. Namun berkali-kali..
Hafil mencoba menghilangkan prinsip yang dipakai selama ini "Cinta dalam Diam". Karena ia yakin bahwa Lala selama ini mempunyai perasaan yang sama kepadanya.
Singkat cerita,, mungkin karena lamanya tak bertemu, Hafil ternyata diam-diam juga menaruh hati pada seorang penulis, Nayla namanya,,, kali ini ia berani mengungkapkan dan lebih terkejutnya ketika ia mendapat respon baik dari Nayla. Hubungannya semakin baik dengan Nayla, namun di sisi lain ia masih mengharapkan Lala, yang masih setia menunggunya dengan diam.
Di lain pikiran,,. Hafil sangat merasa bersalah atas rasa yang dialaminya, berbeda dengan Lala, rasa yang dimilikinya kepada Nayla serasa hampa karena tidak ada cinta yang sungguh-sungguh terhadapnya. Namun hanya pelampiasan sesaat. Lambat laun, Hafil menghilang dari kehidupan Nayla, dan kembali menunggu Lala yang tak ada kepastian.
Idul Fitri 2019,.. tibalah Hafil bertemu dengan wanita idamannya. Seperti biasa setiap hari ia bertukar cerita, bertukar pengalaman. Namun, sangat di sayangkan Hafil masih belum berani mengungkapkan rasa yang ia miliki pada Lala. Bahkan Lala juga sangat tertutup dengan perasaan hatinya.
Sampai saatnya Lala menyadari hal itu, Lala berusaha memancing pembicaaran Hafil. Tidak seperti biasanya.. kali ini pembicaan semakin larut membahas perasaan masing-masing. Tetapi, masih dalam diam, Hafil tak berani berbicara.
Mei, 2021
Akibat hangatnya kasih sayang Lala, es batu yang terdapat pada diri Hafil seketika mencair... Hafil tak menyia-nyiakan kehangatan tersebut.
Akhir cerita yang bahagia, itulah harapan mereka berdua, Hafil dan Lala. Bertahun-tahun memendam rasa dan ingin sekali mengakhiri cerita dengan hidup bahagia bersama.. Persetujuan keluarga lah yang menjadi problem saat ini,,,, melihat Lala berasal dari keluarga terhormat di lingkungannya., pasti ada beberapa syarat yang diajukan ketika meminangnya.
Mereka saling berkomitmen dan berjanji akan suatu hal, yakni mengakiri cerita dengan happy ending (hidup bahagia). Mereka berdua percaya bahwa komitmen yang dipegang akan tercapai, tapi tentunya semua itu hanya harapan semu..
Sebagai umat Islam kita harus mempercayai takdir.. karena ketika kita mencintai seseorang, secara tidak langsung kita mendikte Allah SWT...
Sekian...