
Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dan membacanya sebagai ibadah dan mendapat pahala. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam mempunyai beberapa fungsi. Di antaranya adalah sebagai petunjuk, yakni petunjuk ke jalan yang benar, menuju kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat, dan pembeda, yakni ia menjadi tolok ukur dan pembeda antara kebenaran dan kebathilan.
Ibadah dalam perspektif masyarakat, kadang berbeda pemahaman antara satu dengan lainnya yang berakibat kepada pengamalan ajaran agama yang berbeda pula.
Makna, Tujuan dan Manfaat Ibadah Dalam Kehidupan Manusia
Ibadah merupakan suatu istilah Arab yang berarti menyembah dan mengabdi. Ibadah menjadi alasan utama dan tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini. Sebagaimana dijelaskan di ayat yang akan penulis bahas di poin berikutnya, yakni surat al-Dzariyat ayat 56. Allah berfirman bahwa Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembah kepada-Nya. Pengabdian seorang hamba kepada Allah merupakan salah satu tanggungjawab manusia dan jin yang secara fitrah diciptakan hanya untuk menyembah Allah, sehingga segenap dinamika kehidupan manusia seharusnya didasarkan pada prinsip dan nilai-nilai ubudiyah, baik aktivitas pendidikan, politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya.
Menurut Imam al-Thabari di dalam tafsirnya; bahwa tujuan Allah menciptakan manusia dan jin adalah untuk mengabdi kepada-Nya, jika mereka berbuat yang baik maka akan dibalas dengan pahala, tetapi jika mereka berbuat jelek, maka mereka akan dibalas dengan siksa nanti di hari kiamat. Hal ini, bukan didasarkan pada kebutuhan Allah, manusia beribadah, tetapi demi kemaslahatan dan manfaatnya juga kembali kepada manusia itu sendiri.
Menurut Mahjuddin, dalam Islam ibadah itu adakalanya bersifat murni (mahdah) yaitu berupa ritualitas khusus dan rutin dan adakalanya bersifat tidak murni (ghair mahdah). Ibadah mahdah adalah ibadah yang berkaitan langsung dengan hubungan Allah sebagai Tuhan-Nya dengan Manusia sebagai hamba-Nya, seperti shalat, zakat, puasa, haji yang semuanya telah ditentukan waktu pelaksanaannya serta petunjuk teknisnya oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Quran dan hadits Nabi SAW. Adakalanya ibadah mahdah tidak dicantumkan waktunya, seperti dzikir, baca Al-Quran, dan bertafakkur yang termasuk dari kategori ibadah murni. Dan ibadah ghairu mahdah adalah ibadah yang berkaitan langsung manusia dengan sesamanya, dengan hewan-hewan, dan lain sebagainya.
Adapun manfaat ibadah bagi kehidupan manusia antara lain:
- Untuk meningkatkan sifat takwa kepada Allah SWT. Manfaat ibadah bagi kehidupan manusia khususnya bagi yang melaksanakannya adalah untuk memperoleh derajat tertinggi di sisi Allah SWT yaitu derajat takwa. Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi mengemukakan bahwa kesempurnaan dan kebahagiaan itu diperoleh melalui pelaksanaan ibadah. Dengan demikian perintah Allah untuk beribadah kepadanya adalah suatu cara Allah untuk meningkatkan derajat hambanya.
- Untuk menghapus kesalahan masa lalu. Manfaat lain yang diperoleh melalui pelaksanaan ibadah adalah untuk menghapus dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
- Sebagai ujian. Fungsi dan tujuan lain dari pada ibadah adalah sebagai ujian dari Allah SWT seperti diketahui bahwa setiap saat Allah menguji hambanya dengan berbagai macam ujian, termasuk diantaranya adalah ujian melalui perintah beribadah, yakni taat melaksanakan perintah dan taat untuk menjauhi larangan.
Dilihat dari segi akar katanya, maka ibadah memiliki makna ganda yaitu:
- Bermakna kerendahan dan kelemahlembutan
- Bermakna kekuatan dan kekokohan
Untuk makna yang pertama melahirkan kata hamba. Dan untuk makna yang kedua digambarkan sebagai anak panah yang penuh dengan kekuatan. Perintah ibadah dalam Al-Qur’an memiliki dua bentuk, yaitu dengan memakai kata ibadah dengan bentuk fi’il amar dan kadang juga memakai kata nusuk, yang keduanya memiliki makna tuntutan untuk melaksanakan sebuah perintah. Melaksanakan perintah ibadah adalah suatu kebutuhan setiap makhluk, karena sebagai makhluk yang lemah, yang setiap saat membutuhkan perlindungan, rahmat dan kasih sayang dari Sang Khalik. Maka untuk memperoleh semua itu harus melalui ketaatan dan ketabahan melaksanakan perintah (ibadah). Tujuan ibadah dalam kehidupan manusia adalah antara lain untuk mencapai predikat dan derajat tertinggi yaitu takwa, untuk menghapus dosa dan kesalahan, dan juga berfungsi sebagai sarana ujian.
Tafsir Ayat-Ayat Tentang Ibadah
Kali ini kami akan membahas tentang tafsir ayat yang menjelaskan tentang ibadah, yang mana kami akan membahas ayat ke 56 pada surat al-Dzariyat.
وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ
“Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku”
Maksud dari ayat ini, sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan mereka itu hanyalah supaya aku dapat memerintahkan mereka untuk beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari ibnu Abbas, الا ليعبدون, maksudnya, melainkan supaya mereka tunduk dengan menyembah-Ku, baik dengan suka rela maupun karena terpaksa. Pendapat inilah yang dipilih oleh ibnu Jarir. Ibnu Juraij mengatakan: melainkan supaya mereka mengetahui Aku.
Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan الا ليعبدون, “melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Maksudnya, melainkan untuk beribadah. As-Suddi mengatakan: ibadah itu ada yang bermanfaat dan ada pula yang tidak bermanfaat, Allah SWT. Berfirman:
ولئن سألتهم من خلق السموات والارض ليقولنّ الله................الاية
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’…. Al Ayat. (QS. Luqman [31]: 25). Peribadatan mereka yang disertai dengan kemusyrikan ini tidak akan memberikan manfaat bagi mereka. Al-dhahhak mengatakan: yang dimaksud dengan hal itu adalah orang-orang yang beriman.
Allah menciptakan hamba-hambanya dengan maksud untuk menyembah-Nya semata dengan tidak menyekutukannya. Barang siapa yang taat kepada-Nya, maka Dia akan memberi balasan yang paling sempurna kepadanya. Namun, barangsiapa yang durhaka kepada-Nya, maka Dia (Allah) akan menyiksanya dengan azab yang paling berat. Allah juga memberitahukan bahwa Dia (Allah) tidak membutuhkan mereka, tetapi merekalah yang membutuhkan Allah dalam segala kondisi. Dia-lah yang menciptakan mereka dan Dia-lah yang memberi rezeki kepada mereka.
Ada hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ان الله تعالى يقول : ياابن آدم تفرّغ لعبادتي املأْ صدرك غنًى واسدّ فقرك، والا تفعل ملأت يديك شغلا ولم اسدّ فقرك
Allah SWT. Berfirman, “Wahai anak Adam, curahkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan serta Aku akan menutup kefakiranmu. Dan jika engkau tidak melakukannya, maka Aku akan penuhi dadamu dengan kesibukan serta aku tidak akan menutup kefakiranmu’.” Diriwayatkan pula oleh Imam At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari haditsnya ‘Umron bin Zaidah, lalu Imam At-Tirmidzi mengatakan: Haditsnya hasan ghorib.
Ada juga yang menafsirkan ayat diatas dengan perkataan, “Aku tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk ibadah kepada-Ku dan mengesakan Aku, bukan untuk mencari (mengejar) dunia dan bukan untuk senang (keinginan yang kuat) terhadapnya”. Imam Mujahid berkata: kecuali supaya mereka mengenal Aku. Imam Ar-Rozi berkata: ketika Allah menjelaskan tentang tingkah laku orang-orang yang berdusta, maka Allah menyebutkan ayat ini karena menjelaskan tentang bagaimana buruknya perbuatan atau tindakan mereka (kadzibin) yang meninggalkan peribadatan kepada Allah, padahal sesungguhnya Allah SWT. Menciptakan mereka tidak dan tidak bukan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Sumber Rujukan:
- Al-Bashri, Abu al-Fida’ Ismail Ibn Umar Ibn Kathir al-Qurashi, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Mesir: Dar al-Thayyibah li Nasyr wa al-Tawzi, t.th.
- Sudarsono, “Pendidikan Ibadah Perspektif Al-Qur’an dan Hadis” dalam Jurnal Studi Keislaman vol. 4, No. 1 Juni: 2018.
- Ahmad Yasin, Arham bin, Muhaf al-Shahib, Jakarta: Hilal media, 2012.
- Hidayat, Arif, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Jawa Tengah: Insan Kamil, t.th.
- Al-Shabuni, Muhammad Ali, Shofwah al-Tafasir, Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, vol III.
Tags:
KAJIAN TAFSIR
This is particularly true when it comes to of|in relation to} slots, so could get} in plenty of additional spins. All our top-rated sites provide excellent bonuses for an excellent start to your on-line slots expertise. The video games themselves all provide excessive payout percentages to provide the greatest return in your wager, and cashing out any massive win could be 온라인카지노 very simple with all in style banking options. If you’re a winner, find a way to|you presumably can} expect any funds to be in your account within hours.
ReplyDelete