3 Jimat Yang Dimiliki Bapak TNI (Jenderal Soedirman)

Siapa yang tidak kenal dengan sosok panglima yang rela berjuang mati-matian demi mempertahankan Indonesia agar terus merdeka dan diakui oleh dunia internasional, beliau tak lain adalah Jenderal Besar TNI Raden Soedirman. Beliau adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia dan juga Jenderal perang terbaik sepanjang sejarah.

Jenderal Soedirman adalah sosok yang dihormati di Indonesia bahkan presiden Soekarno pun sangat menghormati beliau. Beliau juga dijadikan kaki tangannya dalam berjuang untuk menyelamatkan negeri ini dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Latar Belakang Keluarga Dan Masa Kecil Jenderal Soedirman

Sejak lahir Jenderal Soedirman tidak hidup dengan kedua orang kandungnya, beliau hidup dengan saudara dari ibunya. Sejak kecil beliau di didik dengan baik oleh orang tua angkatnya tersebut dan beliau pun menjadi pemuda yang sangat cerdas. Dari beliau kecil sampai umur 18 tahun beliau tidak pernah diberi tahu siapa orang tua kandungnya.

Bersama dengan pamannya, Jenderal Soedirman dibesarkan dengan cerita-cerita kepahlawanan. Tidak hanya itu saja, beliau juga diajarkan tentang etika-etika dan juga tata krama selain itu beliau diajarkan tentang pentingnya etos kerja dan kesederhanaan seorang rakyat jelata. Untuk masalah pendidikan keagamaan Jenderal Soedirman kecil mempelajari Islam di bawah bimbingan KH. Qahar. Semakin hari jenderal Soedirman pun menjadi pemuda yang taat beragama dan selalu shalat tepat waktu bahkan sejak kecil pun beliau sudah dipercaya untuk mengumandangkan adzan dan iqamah.

Pada saat sekolah kebanyakan guru Jenderal Soedirman adalah sorang nasionalis Indonesia dan di situlah Jenderal Soedirman mulai mendengar dan mempelajari tentang pandangan terhadap penjajah Belanda. Jenderal Soedirman juga dikenal sebagai murid yang sangat tekun.

Awal Merintis Karir Dan Perjalanan Hidup Jenderal Soedirman

Perjalanan karir Jenderal Soedirman berawal saat beliau berusia 19 tahun, dan di usia ini Jenderal Soedirman sudah menjadi seorang guru. Meskipun beliau gaji beliau sangat kecil tetapi beliau tetap mengajar dengan sangat giat bahkan beliau adalah guru favorit dan terpopuler di kalangan muridnya. Dan hal ini lah menjadikan Jenderal Soedirman diangkat menjadi kepala sekolah meskipun tidak memiliki ijazah guru.

Berawal pada saat terjadinya perang dunia kedua yang mana pada saat itu pecah di negara Eropa, saat itu pendudukan Jepang sudah mulai bergerak mendekati daratan China dan juga sudah berupaya untuk melakukan invansi Hindia. Bangsa Indonesia yang pada saat itu dikuasai oleh pemerintahan kolonial Belanda pun mulai merencanakan taktik dan strategi untuk melawan pemerintahan Jepang. Pada saat itu Jenderal Soedirman sebagai sosok yang disegani oleh masyarakat diminta untuk memimpin tim dari Cilacap.

Pada awal tahun 1944 Jenderal Soedirman diminta untuk bergabung bersama dengan tentara PETA (pembela tanah air) yang didirikan Jepang pada tahun 1943, peran Jenderal Soedirman pada saat itu adalah sebagai komandan PETA dan ditempatkan di Banyumas Jawa Tengah.

Setelah Jepang berhasil menyerah, sekutu Belanda kembali lagi ke Indonesia dengan misi yang sama yaitu menjajah Indonesia. Pada saat agresi militer Belanda kedua Jenderal Soedirman mengalami sakit keras dan keadaannya sangat lemah. Dan setelah diketahui bahwa Jenderal Soedirman mengidap penyakit dimana paru-parunya hanya berfungsi 50%  saja karena penyakit TBCnya presiden Soekarno menyuruh Jenderal Soedirman untuk beristirahat di rumah.

Sebagai panglima besar, Jenderal Soedirman tidak menghiraukan perintah presiden karena beliau merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk memimpin pasukan perang. Akhirnya Jenderal Soedirman memutuskan masih memimpin perang gerilya yang berpindah-pindah dari hutan ke hutan lainnya kurang lebih 7 bulan sampai Jenderal Soedirman ditandu karena sudah tidak kuat lagi untuk memimpin pasukan karena keadaannya yang sangat lemah, akan tetapi pemikiran Jenderal Soedirman tetap dibutuhkan untuk memimpin pasukan. Semakin hari penyakit Jenderal Soedirman semakin parah, namun demikian tidak mengalahkan semangat beliau dimana beliau masih melakukan kontrol secara teratur.

Pada saat Jenderal Soedirman dan pasukannya melakukan perang gerilya pada tahun 1948 yang center beredar menjadi sejarah tanah air, kala itu Jenderal Soedirman berhasil mengecoh Belanda yang berusaha menangkapnya, beliau disebut memiliki jimat yang ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan agresi Belanda saat itu.

Gerilya adalah cara perang sembunyi-sembunyi dan menyerang secara tiba-tiba. Selama perang gerilya pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Selain berbagai strategi untuk memecah konsentrasi Belanda, perang gerilya juga merupakan respon Indonesia atas agresi militer kedua yang dilancarkan oleh Belanda.

Dalam gerilyanya, sesampainya di kota Kediri pasukan Belanda tiba-tiba menemukan persembunyian Jenderal Soedirman dan kelompoknya, diketahui bahwa keberadaan Jenderal Soedirman ini dilaporkan oleh salah seorang prajurit Jenderal Soedirman yang berkhianat. Karena keberadaan Jenderal Soedirman diketahui oleh Belanda, dalam keadaan yang sangat genting Jenderal Soedirman lantas mengajak para prajuritnya untuk menggelar dzikir bersama, seketika itu Jenderal Soedirman berkata “Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama. Kamu harus senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali membuat rakyat menderita”. Akhirnya Jenderal Soedirman dan pasukannya melantunkan dzikir bersama. Seketika itu anehnya tidak satu pun pasukan Belanda yang mempercayai sang pengkhianat bangsa Indonesia itu mengenai identitas Jenderal Soedirman. Maka saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal sudirman agar dikepung oleh Belanda dia malah ditembak mati oleh salah satu pasukan Belanda.

Yang disebut jimat yang dimiliki oleh Jenderal Sudirman tersebut bukan cincin, kalung atau koin semacamnya, tetapi jimat itu adalah:
  1. Mempertahankan atau menjaga wudhu nya, tercatat bahwa Jenderal Soedirman selalu berwudhu sebelum berangkat perang beliau selalu dalam keadaan suci saat memimpin perang gerilya. Dan saat wudhunya batal, beliau langsung berwudhu lagi
  2. Shalat tepat waktu.
  3. Niat tulus dan ikhlas, Jenderal Soedirman memiliki niat tulus dalam menjalani pertempuran demi kepentingan rakyat Indonesia hal ini dibuktikan oleh semangatnya meski dalam keadaan sakit parah beliau masih mengabdikan dirinya untuk negara Indonesia.
Setelah perjuangan Jenderal Soedirman untuk kemerdekaan Indonesia dan perjuangan untuk melawan penyakit yang di deritanya, tercatat pada tanggal 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman menutup usianya di Magelang dan dimakamkan di taman makam pahlawan di Semaki Yogyakarta yang diiringi dengan konvoi 4 tank dan 80 kendaraan bermotor. Dan sejak itulah Jenderal Soedirman dinobatkan sebagai salah satu tokoh pahlawan pembela kemerdekaan.

Abd Hamid Majid

Seorang Mahasiswa Universitas di Jawa Timur, Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post